Langsung ke konten utama

KRISIS BAHASA INDONESIA


MAKALAH WAWASAN KEBANGSAAN
KRISIS BAHASA INDONESIA DI MASYARAKAT SURABAYA
Description: 424144_3043143995051_1156642245_32484189_924492513_n







DISUSUN OLEH:
ACHMAD MIKAIL RIZKI                          4314100011
ZULFIKAR ADYTIA VERNANDA                       4314100017
EIGAR DAMANIK L.D.R                           4314100057
ACHMAD ARIF ANGGA UTAMA            4314100133
ALIEF AKBAR EL HAKIM                                    4314100141
JUMAWAN                                                   4314100701





INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2015
 



KATA PENGANTAR

Segala pujisyukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan dengan baik Tugas makalah mata kuliah Wawasan Kebangsaan mengenai Krisisnya bahasa indonesia di masyarakat surabaya. Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu kegiatan makalah yang kami susun ini, khususnya kepada:
1.      Orang tua yang telah member dorongan semangat baik material maupun spiritual.
2.      Rekan-rekan kelas wawasan kebangsaan 28 yang telah ikut member motivasi dalam menyelesaikan makalah ini.
3.      Pihak lain yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung dalam memperlancar terselesaikannya makalah ini.
Sebagaimana hasil karya manusia yang tak luput dari kekurangan dan kesempurnaan, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan pihak lain yang bekepentingan.


Surabaya,  Maret 2015

              Penulis




Daftar  Isi
KATA PENGANTAR .............................................................................................. .....................i

DAFTAR ISI ......................................................................................................................ii

BAB I     PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
1.1      Latar Belakang...............................................................................................         1
1.2      Rumusan Masalah............................................................................................       1
1.3      Tujuan Penelitian..........................................................................................          2
1.4      Manfaat Penelitian........................................................................................          2
1.5      Metode Penelitian..........................................................................................         2

BAB II    LANDASAN TEORI........ ...................................................................................3

................ 2.1   Arti Bahasa ...................................................................................................3
................ 2.2   Masyarakat ...................................................................................................3
................ 2.3   Surabaya .......................................................................................................4

BAB III.. PEMBAHASAN ...................................................................................................6
          3.1   Latar belakang pendidikan dan status sosial keluarga ............................................6
          3.2   Penggunaan bahasa oleh anak-anak Surabaya ................................................ ..6
................ 3.3   Sikap bahasa anak .........................................................................................8
................ 3.4   Cara merubah kebiasaan keluarga berbahasa daerah ..........................................9
................ 3.5   Mempertahankan dan melestarikan bahasa daerah dan bahasa Indonesia ...........12
................
BAB IV  PENUTUP .........................................................................................................13
................ 4.1   Kesimpulan .................................................................................................13
................ 4.2   Saran ..........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................15

 


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Undang-undang dasar negara republik Indonesia tahun 1945 pada pasal 36 menyebutkan bahwa “Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”. Bahasa Indonesia menjadi salah satu atribut kenegaraan yang menjadi simbol pemersatu seluruh bangsa Indonesia di tengah perubahan dunia yang tidak jarang berpotensi mengancam keutuhan dan kebersamaan sebuah negara dan bangsa, tak terkecuali bangsa dan negara Indonesia sendiri.
Seringkali kita melihat masyarakat yang susah berkomunikasi dengan orang lain dikarenakan ketidak mampuan dalam menggunakan bahasa Indonesia, mereka lebih sering menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari, tetapi ketika mereka bergaul dengan orang yang berbeda suku komunikasi mereka akan terhambat karena orang tersebut tidak menguasai bahasa daerah lawan bicaranya.
Dalam masyarakat Surabaya, mayoritas menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Hal ini telah dimulai dari ia dilahirkan dan dibesarkan di lingkungan Jawa. Hal ini mengakibatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional kurang dipakai dan menimbulkan pola pikir yang cenderung asing terhadap bahasa Indonesia. Sebagai contoh bila orang yang sudah lama menggunakan bahasa Jawa lalu menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari dapat dicap sebagai orang sombong oleh lingkungan pertemanannnya yang mayoritas berbahasa Jawa.

1.2. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang dihadapi dalam topik makalah ini adalah:
·         Mengapa di lingkup keluarga cenderung memakai bahasa daerah ?
·         Bagaimana cara merubah kebiasaan keluarga dalam berbahasa sehari-hari ?
·         Apakah pola pikir masyarakat Surabaya yang berpandangan negative terhadap bahasa Indonesia dapat diubah ?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
·         Supaya keluarga tidak mengesampingkan bahasa Indonesia untuk dibiasakan kepada anaknya.
·         Untuk mengetahui cara mengubah pola pikir keluarga yang cenderung menyampingkan bahasa Indonesia.
·         Untuk mengubah pola pikir masyarakat Surabaya yang berpandangan negative tentang bahasa Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian
·         Agar bahasa Indonesia dibiasakan dalam lingkungan keluarga
·         Mengetahui cara mengubah pola pikir keluarga yang cenderung menyampingkan bahasa Indonesia
·         Memandang positif bahasa Indonesia di masyarakat Surabaya.

1.5. Metode Penelitian
Penulisan dan pengambilan data dari makalah ini didasarkan atas metode penelitian Studi literature yakni Penulisan makalah ini di dasarkan pada beberapa literatur seperti buku dan halaman internet yang bersangkutan dengan judul pembahasan makalah.










BAB II
LANDASAN TEORI

2.1.Arti Bahasa
Secara umum bahasa dapat didefinisikan sebagai lambang. Pengertian lain dari bahasa adalah alat komunikasi yang dihasilkan oleh alat ucap pada manusia. Perlu kita ketahui bahwa bahasa dalam kehidupan sehari hari sangat penting.Bahasa merupakan kata-kata atau kumpulan kata.Masing-masing mempunyai makna, yaitu hubungan abstrak antara kata sebagai lambang dengan objek atau konsep yang diwakili kumpulan kata atau kosakata itu.
Bahasa adalah “sistem lambang bunyi yg arbitrer, yg digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.” (Kamus Besar Bahasa Indonesia:2015).

2.2.Masyarakat
Masyarakat dalam istilah bahasa Inggris adalah society yang berasal dari kata Latin socius yang berarti (kawan).Istilah masyarakat berasal dari kata bahasa Arab syaraka yang berarti (ikut serta dan berpartisipasi).Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, dalam istilah ilmiah adalah saling berinteraksi.Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana melalui warga-warganya dapat saling berinteraksi. Definisi lain, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Kontinuitas merupakan kesatuan masyarakat yang memiliki keempat ciri yaitu: 1) Interaksi antar warga-warganya, 2). Adat istiadat, 3) Kontinuitas waktu, 4) Rasa identitas kuat yang mengikat semua warga (Koentjaraningrat, 2009: 115-118).
Semua warga masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama, hidup bersama dapat diartikan sama dengan hidup dalam suatu tatanan pergaulan dan keadaan ini akan tercipta apabila manusia melakukan hubungan, Mac lver dan Page (dalam Soerjono Soekanto 2006: 22), memaparkan bahwa masyarakat adalah suatu sistem dari kebiasaan, tata cara, dari wewenang dan kerja sama antara berbagai kelompok, penggolongan, dan pengawasan tingkah laku serta kebiasaan-kebiasaan manusia. Masyarakat merupakan suatu bentuk kehidupan bersama untuk jangka waktu yang cukup lama sehingga menghasilkan suatu adat istiadat, menurut Ralph Linton (dalam Soerjono Soekanto, 2006: 22) masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas sedangkan masyarakat menurut Selo Soemardjan (dalam Soerjono Soekanto, 2006: 22) adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan dan mereka mempunyai kesamaan wilayah, identitas, mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan.
2.3. Surabaya
Kota Surabaya adalah ibu kotaProvinsi Jawa Timur, Indonesia sekaligus menjadi kota metropolitan terbesar di provinsi tersebut. Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Kota Surabaya juga merupakan pusat bisnis, perdagangan, industri, dan pendidikan di Jawa Timur.Kota ini terletak 789 km sebelah timur Jakarta, atau 426 km sebelah barat laut Denpasar, Bali.Surabaya terletak di tepi pantai utara pulau Jawa dan berhadapan dengan Selat Madura serta Laut Jawa.Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan didalam mutu pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Dan hasil itu diperoleh setelah kita membandingkannya dengan negara lain. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di negara-negara lain.
Surabaya memiliki dialek khas Bahasa Jawa yang dikenal dengan Boso Suroboyoan.Dialek ini dituturkan di daerah Surabaya dan sekitarnya, dan memiliki pengaruh di bagian timur Provinsi Jawa Timur.Dialek ini dikenal egaliter, blak-blakan, dan tidak mengenal ragam tingkatan bahasa seperti Bahasa Jawa standar pada umumnya.Masyarakat Surabaya dikenal cukup fanatik dan bangga terhadap bahasanya.Tetapi oleh peradaban yang sudah maju dan banyaknya pendatang yang datang ke Surabaya yang telah mencampuradukkan bahasa Suroboyo, Jawa Ngoko dan Madura, bahasa asli Suroboyo sudah punah.



























BAB III
PEMBAHASAN

            Dari hasil analisis terhadap jawaban mahasiswa ITS yang asli Surabaya pada wawancara tentang perilaku bahasa anak, di dapat gambaran bahwa pilihan bahasa pertama anak oleh para orangtua dipengaruhi oleh pendidikan dan pekerjaan orangtua serta lingkungan tempat tinggal. Kedua, perilaku berbahasa anak di rumah berbeda dengan perlaku mereka di lingkungan tetangga, sekolah dan umum. Ketiga, perilaku anak-anak berbeda berdasarkan gender dan usia. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing penemuan tersebut.

3.1. Latar belakang pendidikan dan status sosial keluarga
 . Latar belakang pendidikan orang tua anak dengan bahasa pertama bahasa jawa beragam, mulai dari pendidkan sekolah menengah sampai dengan sarjana (S1). Pekerjaan orang tua mereka berkisar dari pedagang di pasar dan di warung sampai pada pegawai negeri dan pegawai swasta di perusahan swasta. Tempat tinggal mereka umumnya merupakan daerah tempat tinggal yang latar belakang sosial dan pendidikan penghuninya yang sangat heterogen.
     Anak-anak denga bahasa pertamanya bahasa indonesia umumnya adalah anak-anak yang tingkat pendidikan orangtuanya minimal Sarjana (S1) dan pekerjaan mereka umumnya dosen, dokter, pegawai bank, staf direksi perusahaan. Tempat tinggal mereka umumnya di perumahan yang penghuninya relatif homogen dari aspek pendidikan, pekerjaan dan income.

3.2. Penggunaan bahasa oleh anak-anak Surabaya
                 Perilaku berbahasa anak-anak Surabaya berbeda-beda tergantung pada bahasa pertamanya, ranah penggunaan, konteks pemakaian, usia, dan jenis kelamin.

a. Penggunaan bahasa di ranah keluarga/rumah
                 Anak-anak yang bahasa pertamanya bahasa jawa menggunakan bahasa jawa sebagai bahasa sehari-hari dengan orangtua mereka, kakak, adik serta anggota keluarga lainnya seperti nenek, kakek, Om dan Tante. Anak-anak yang bahasa pertamanya Bahasa Indonesia menggunakan Bahasa Indonesia dengan orangtua mereka, kakak/adik, Om dan Tante, tetapi menggunakan bahasa jawa dengan nenek atau kakek yang tidak bisa berbicara dalam Bahasa Indonesia.

b. Penggunaan bahasa di lingkungan/tetangga
                 Anak-anak yang bahasa pertama mereka adalah bahasa jawa menggunakan bahasa berdasarkan pada siapa lawan bicara. Mereka menggunakan bahasa jawa dengan anak-anak yang menggunakan bahasa jawa sehari-hari di rumah, dan menggunakan Bahasa Indonesia dengan anak-anak yang menggunakan bahasa indonesia di rumahnya.
                 Perilaku berbahasa anak-anak di lingkungan tempat tinggal juga berbeda; anak-anak dengan bahasa pertama bahasa indonesia menggunakan bahasa indonesia dengan teman-teman laki-laki maupun teman-teman perempuan, orang dewasa dan orang tua yang mereka kenal. Anak-anak denga bahasa pertama bahasa jawa menggunakan bahasa jawa dengan semua orang dewasa di lingkungannnya, dan tn-teman yagn berebahsa Bahasa Jawa sehari-harinya, tetapi menggunakan bahasa indonesia dengan anak-anak dengan bahasa pertama bahasa indonesia.
                 Terdapat perilaku yang berbeda antara anak laki-laki dengan anak perempuan; anak-anak perempuan menggunakan bahasa indonesia secara konsisten dengan teman laki-laki dan perempuan sementara anak laki-laki menggunakan bahasa indonesia hanya dengan teman perempuan yang bahasa pertamanya adalah bahasa indonesia. Dengan sesama teman laki-laki, mereka selalu menggunakan Bahasa Jawa walaupun teman laki-laki itu di rumah menggunakan bahasa indonesia.

c. Penggunaaan bahasa di sekolah
                 Penggunaan bahasa oleh anak-anak perempuan di sekolah tergantung pada konteks, yaitu lawan bicara, topik, waktu dan tempat. Anak yang bahasa pertamanya bahasa jawa, menggunakan bahasa indonesia dengan teman-teman perempuan yang belum dikenal atau yang belum akrab tetapi menggunakan bahasa jawa dengan teman-teman yang sudah sangat akrab. Anak-anak perempuan yang bahasa pertamanya bahasa indonesia menggunakan bahasa indonesia dengan semua teman perempuan dan laki-laki baik belum kenal maupun sudah kenal dan akrab. Mereka beralih ke bahasa jawa kalau sedang bercanda atau marah.
                 Penggunaan bahasa oleh anak laki-laki tergantung pada lawan bicara; mereka cenderung memakai bahasa indonesia dengan teman perempuan untuk menunjukkan kesopanan (politeness) dan respek (respect). Mereka menggunakan bahasa jawa dengan teman laki-laki untuk menghindari jarak sosial (social distance) dan menjalin kedekatan (closeness).Perilaku berbahasa anak di sekolah tampaknya juga dipengaruhi oleh usia dan lingkungan sekolah.

d. Penggunaan bahasa di tempat umum
                 Perilaku anak-anak di tempat umum berbeda tergantung pada lawan bicara dan tempat. Anak-anak perempuan dengan bahasa pertama bahasa indonesia menggunakan bahasa indonesia berbicara dengan perempuan dan laki-laki di tempat umum seperti pelayan toko di pasar-pasar swalayan tanpa mempertimbangkan apakah pelayan toko itu memakai bahasa indonesia atau bahasa jawa. Sebaliknya, anak-anak laki-laki menggunakan bahasa jawa pada kontak pertama dengan pelayan toko dan pindah ke bahasa indonesia kalau pelayan toko menggunakan bahasa indonesia. Anak-anak laki-laki menggunakan bahasa jawa bila berbicara dengan orang dewasa di tempat umum, tetapi anak perempuan melihat pada siapa lawan bicaranya. Namun, semua anak-anak mengaku menggunakan bahasa jawa kalau berbicara pada pedagang di warung-warung dan pasar-pasar tradisional dan sopir angkutan umum.

3.3. Sikap bahasa anak-anak
                 Sikap bahasa anak-anak perempuan dengan laki-laki berbeda. Anak-anak perempuan memandang memandang bahasa indonesia sebagai bahasa yang lebih halus dan sopan sementara anak-anak laki-laki mempunyai persepsi positif terhadap bahasa jawa dan bahasa indonesia. Sikap bahasa orangtua ikut mempengaruhi terbentuknya sikap bahasa anak.



3.4. Cara merubah kebiasaan keluarga berbahasa daerah
                 Kebiasaan sudah menjadi gaya hidup suatu masyarakat, begitu pula dalam penggunaan bahasa sebagai media komunikasi sehingga untuk merubah kebiasaan banyak keluarga berbahasa daerah adalah sebagai berikut:
a. Mempopulerkan Bahasa Indonesia Melalui Dunia Entertainment
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi milik bangsa Indonesia yang memiliki kemiripan dengan bahasa Melayu. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang termasuk paling mudah untuk dipelajari dan dimengerti karena bahasa Indonesia tidak membutuhkan penggunaan nada, tambahan partikel di setiap kata, maupun perubahan kata akibat perbedaan waktu seperti yang terdapat pada beberapa bahasa milik negara lain.
Menyimak tentang kepopuleran negara Korea saat ini, mulai banyak sekali masyarakat dunia (termasuk orang Indonesia) yang berbondong-bondong mempelajari segala sesuatu tentang Korea seperti budaya dan bahasanya.Melalui dunia entertainment, popularitas negara Korea semakin lama semakin berkembang.Drama, film, maupun musik Korea pun laku di kancah internasional.Kebudayaan bangsa Korea yang menarik mengakibatkan masyarakat negara luar tertarik untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang kebudayaan negara Korea.Khalayak muda Indonesia juga tidak ketinggalan untuk mengikuti perkembangan dunia entertainment yang sedang terjadi di negara ginseng tersebut.Ketertarikan terhadap dunia hiburan Korea juga membuat banyak anak muda Indonesia yang tertarik untuk mempelajari bahasa Korea.Sangat disayangkan bahwa saat ini banyak anak-anak muda yang lebih mengerti tentang kebudayaan luar dibandingkan dengan kebudayaannya sendiri.
Membuat masyarakat lokal dan asing tertarik dengan dunia entertainment Indonesia akan membuat mereka juga tertarik dengan kebudayaan bahkan bahasa dari negara Indonesia. Menciptakan drama dan sinetron berkualitas yang dapat dijual di pasar internasional akan membuat masyarakat dunia penasaran akan negara Indonesia. Hal ini akan membuat mereka tertarik untuk mempelajari segala sesuatu tentang Indonesia. Penyanyi berbakat yang dimiliki Indonesia juga bisa menjadi aset penting bagi negara Indonesia untuk memperkenalkan bahasa Indonesia. Dengan menciptakan lagu yang enak didengar juga lirik lagu yang berkualitas akan membuat masyarakat asing tertarik untuk mempelajari bahasa Indonesia.
Untuk saat ini, kita mengetahui bahwa ada begitu banyak sinetron, film, atau pun lagu yang tidak membangun.Bahkan, banyak dari karya-karya tersebut yang secara tidak langsung memberi contoh yang buruk bagi masyarakat Indonesia.Akibatnya, sebagian besar masyarakat Indonesia sendiri beralih pada suguhan luar negeri karena karya-karya asing lebih menarik untuk dijadikan hiburan. Salah satu alasan di atas merupakan hal penting yang perlu diperhatikan oleh para seniman agar dapat menciptakan karya seni yang tidak hanya dapat dijual namun apa yang dijual tersebut dapat memberikan keuntungan dari berbagai aspek.
Dunia entertainment Indonesia yang dapat dikenal oleh masyarakat dunia pastinya akan memberikan dampak positif yang berlimpah-limpah bagi negara Indonesia. Membuat masyarakat asing tertarik akan kebudayaan Indonesia tidak hanya membuat mereka tertarik untuk mempelajari kebudayaan dan bahasa Indonesia, namun juga tertarik untuk berkunjung ke Indonesia. Dengan begitu, devisa negara dari sisi kepariwisataan akan semakin meningkat. Hal ini tentunya akan semakin membuat negara Indonesia semakin dikenal oleh dunia. 

b.      Berbahasa Mempertahankan Jati Diri di Negeri Sendiri
Berniat mengetahui tentang kedudukan bahasa Indonesia di tanah air sendiri, sampailah penulis di sebuah situs milik Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Tercantum di dalamnya mengenai Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia yang notabene merupakan tes untuk mengukur kemampuan berbahasa Indonesia melaui tes tertulis dan lisan yang sasarannya adalah karyawan instansi pemerintah maupun swasta. Timbul pertanyaan apakah uji ini cukup efektif dan menarik untuk dilakukan sementara bahasa Indonesia semakin termarginalkan di tengah kompetisi global dan justru tidak dianggap lebih penting untuk ditonjolkan dibandingkan bahasa asing.


c.       Bahasa Indonesia, Bahasa Nasional, Karakter Bangsa
Bahasa merupakan ciri utama dari identitas manusia serta simbol nasional dan identitas etnik yang kuat.Ketika mendengar seseorang berbicara, kita dapat langsung menduga gender, level pendidikan, umur, profesi dan asal orang tersebut (Spolsky, 1999). Sebagai bahasa nasional yang mempunyai kedudukan sebagai lambang kebanggaan, lambang identitas, alat pemersatu dan alat penghubung antardaerah, maka semakin bahasa Indonesia memasyarakat dan mengakar dalam diri setiap warganya, semakin kuatlah jati diri mereka sebagai bangsa Indonesia. Sayangnya, terkadang justru masyarakat Indonesia tidak merasa bangga terhadap bahasa Indonesia. Kurang intensifnya pelatihan bahasa Indonesia bagi warga negara asing yang belajar di Indonesia masih kerapkali kita temui di berbagai daerah. Hal ini berkebalikan dengan Jepang, dimana negeri sakura tersebut mewajibkan pelatihan bahasa Jepang bagi warga negara asing yang belajar di negeri tersebut.Masyarakat Jepang merasa bangga dengan bahasa yang mereka gunakan, dan justru dengan arogansi bahasa itulah, kita dapat melihat cerminan jati diri dan karakter yang kuat dari bangsa tersebut.

d.      Peran Kita sebagai Warga Negara
Suhendar dan Supinah (1997) menyatakan bahwa unsur-unsur bahasa yang tidak diperlukan disebabkan oleh kekaburan pembedaan kedudukan.Kedudukan bahasa Indonesia yang menjadi bahasa nasional menjadi semakin kabur jika bercampur aduk dengan bahasa Ibu dan bahasa asing.Pendidikan bahasa Indonesia seorang anak dimulai dari lingkungan keluarga. Selain bahasa ibu yang sering digunakan orangtua sebagai bahasa pengantar, sebaiknya orang tua dapat memperkenalkan penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar. Penanaman bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi yang digunakan sebagai penghubung dapat dilakukan semenjak dini, sementara bahasa ibu tetap dapat dilestarikan dan diajarkan berdasarkan kondisi lingkungan.


3.5 Mempertahankan dan melestarikan bahasa daerah dan bahasa indonesia
Bahasa daerah tidak serta-merta ditinggalkan begitu saja, karena bahasa daerah merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan, sehingga bahasa daerah harus dikembangkan secara bersama-sama dengan bahasa Indonesia secara berdampingan, jadi pola fikir masyarakat surabaya yang berpandangan negative tentang bahasa Indonesia dapat di hilangkan, tetapi juga memandang positif bahasa daerahnya.
























BAB IV
PENUTUP


4.1.  Kesimpulan
Bahasa daerah cenderung diajarkan pertama kali oleh orangtua kepada anak-anaknya.Sehingga anak-anak sudah terlatih menggunakan bahasa daerah yang diajarkan oleh orang tuanya sebagai bahasa komunikasi sehari-hari.
Merubah kebiasaan berbahasa tidak semudah membalikan telapak tangan, jadi belajar menggunakan bahasa Indonesia harus dimulai sedikit demi sedikit, salah satu cara supaya masyarakat dapat menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi adalah melalui dunia entertainment karena entertamiment lebih menarik untuk kita saksikan, sehingga dengan tidak sengaja kita akan mulai mengenal bahasa Indonesia.
Sikap nasionalisme masyarakat Indonesia akan pentingnya mempertahankan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa Indonesia akan berpengaruh bersar pada penggunaan bahsa Indonesia sebagai alat komunikasi masyarakat pada umumnya. Bahasa Indonesia dan bahasa daerah merupakan alat komunikasi yang sering digunakan oleh masyarakat umum sehingga perlu adanya untuk melestarikan bahasa Indonesia maupun bahasa daerah, sehingga kedua budaya tersebut tidak saling meninggalkan tetapi akan berjalan beriringan untuk sama-sama di lestarikan.

4.2.  Saran
Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat lebih baik tidak mencampurkan antara bahasa daerah dengan bahasa Indonesia supaya ciri khas kedua bahasa tersebut masih terlihat jelas. Orang tua sebaiknya mengajarkan bahasa Indonesia sejak dini, supaya anak dapat mengerti bahasa Indonesia dengan baik. Masyarakat Surabaya khususnya agar tidak berpandangan negative tentang bahasa Indonesia.
Pembelajaran bahasa daerah selain membawa pengaruh positif, yaitu mampu meningkatkan pemerolehan bahasa anak, ternyata juga memberikan pengaruh negatif bagi perkembangan bahasa anak. Yaitu mampu melunturkan semangat nasionalisme dan sikap bangga pada bangsa indonesia..Hal inilah yang kemudian layak untuk diperhatikan oleh orang tua saat memutuskan untuk memberikan pembelajaran bahasa bagi anak.Perkembangan otak dan psikologi anak harus menjadi hal yang dipertimbangkan sebelum memutuskan. Guru sebagai pendidik dan pengajar juga harus tetap menanamkan pengertian tentang pentingnya bahasa indonesia agar tetap menjaga kebanggaan pada tanah air sendiri. Sedangkan anak sebagai pebelajar harus menyadari juga bahwa bahasa tidak lantas membuat mereka melupakan budaya sendiri.Siswa di tengah arus globalisasi harus tetap menjaga sikap nasionalisme agar tidak terombang-ambing dan tetap memiliki jati diri sebagai bangsa Indonesia.























DAFTAR PUSTAKA

http://bahasa.kompasiana.com/2012/08/15/mempopulerkan-bahasa-indonesia-melalui-dunia-entertainment-479751.html 


Depdikbud..Kamus Besar Bahasa Indonesia,Jakarta : Balai Pustaka, 1996

Marnita, rina.pengaruh bahasa pertama terhadap kemampuan bahasa Indonesia lisan      dan tulis anak-anak minangkabau, 2011

Syita.pengaruhpembelajaran bahasa diusia dini, ikip-malang. 2011


Komentar

Postingan populer dari blog ini

jingle, yel, soal LCC 4 Pilar

JINGLE   LCC 4 PILAR KEHIDUPAN BERMASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEGARA Jingle LCC Generasi muda Indonesia Generasi penerus bangsa Jujur Cerdas Cermat dan berbudi pekerti Maju bersama bangun Indonesia Jaya.... Kobarkan semangat pancasila Genggam teguh Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Dan Bhineka Tunggal Ika... Ho...o...o.....ho...... Jadilah yang terbaik Cerdas Cermat MPR Cerdas Cermat MPR (Ulangi Satu Kali Lagi) GENERASI KEBANGGAN BANGSA ! BERSATU DAN OPTIMIS SALAM KEBANGGAN   LCC 4 PILAR KEHIDUPAN BERMASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEGARA SMA NEGERI 1 SEPONTI TEAM A L        : SMANSA SEPONTI   (di baca ala Afika) M       : IYA..... L        :KENALAN DULU YUK M       : YUK, YA, YUK..... ( di baca agak alay) L        ...